Rabu, 25 April 2012

PEDOMAN PENGATURAN DIET


Sebelum membicarakan pedoman diet, kita harus memahami dahulu definisi Diet yang sering diartikan oleh orang awam sebagai pembatasan makanan pada penderita suatu penyakit. Diet dalam pengertian umum adalah memiliki dua makna yaitu pertama sebagai makanan dan kedua pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar kita tetap sehat. Diet yang dilakukan di Rumah Sakit bertujuan untuk meningkatkan status nutrisi dan atau membantu kesembuhan pasien, maka astilah yang lazim digunakan adalah Diet Rumah Sakit. Hal ini berhubungan dengan Ilmu Gizi Klinik dan Ilmu Dietetika
Ilmu Gizi Klinik :
1.      Bagian dari Ilmu Gizi yang ditinjau dari aspek makanan (food) dan gizi (nutrition) dalam hubungannya dengan berbagai aspek keadaan kesehatan yangbersifat individual.
2.      Cabang dari Ilmu Gizi tentang berbagai aspek dari zat gizi dan makanan dalam hubungannya dengan kebutuhan dan proses metabolisme manusia baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Aplikasinya :
Bertujuan untuk kepentingan upaya peningkatan mutu dan kesehatan SDM (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif). Sebagai aplikasi nutritional care / gizi klinik di rumah sakit, tidak terbatas pada 1 cabang bidang ilmu gizi tetapi tersebar pada berbagai bidang keilmuan seperti : kebidanan, bedah, dll dan aplikasi ilmu gizi klinik di Rumah Sakit tidak sepenuhnya berdiri sendiri karena ilmu gizi klinik tidak terbatas tegas dengan ilmu gizi masyarakat dan institusi.
Ilmu Dietetika :
  1. Kombinasi ilmu dan seni bagaimana mengatur suatu perencanaan persiapan dan pelayanan makanan kepada individu / seseorang maupun sekelompok orang dengan variasi keadaan kesehatan dan penyakit yang berbeda dengan pedoman pada manajemen dan prinsip gizi serta mempertimbangkan ekonomi, sosial, budaya, dan faktor psikologi.
  2. Menunjuk pada aspek terapeutik dan food service dalam pelayanan gizi di Rumah Sakit dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Terapi Diet :
  1. Cabang dari Ilmu Dietetika yang lebih memperhatikan penggunaan makanan untuk tujuan penyembuhan.
  2. Modifikasi dari diet normal (sehat) dengan memperhatikan kebutuhan fisiologis keadaan penyakit untuk penyembuhan.
  3. Menggunakan makanan sebagai alat / salah satu alat penyembuhan.
Preskripsi Diet
Penulisan resep/preskripsi untuk mengobati penyakit merupakan aspek primer dalam asuhan pasien yang merupakan wewenang dan tanggung jawab dokter yang kemudian dirujuk ke bagian gizi. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa terapi nutrisi / diet juga mempunyai peranan sendiri yang penting dalam pencegahan dan penyembuhan sejumlah penyakit.
Terapi nutrisi dalam keadaan akut atau emergensi memang tidak memerlukan peran aktif pasien, seperti pelaksanaan nutrisi enteral atau parenteral yang menggunakan preparat buatan pabrik farmasi. Namun, sebagian besar terapi nutrisi dan diet dalam proses pencegahan serta pemulihan akan lebih melibatkan peran aktif pasien dalam menghadapi penyakitnya jika dibandingkan dengan tindakan medis lainnya. Seorang ahli gizi harus menyampaikan informasi yang benar guna meningkatkan pengetahuan pasien dan selanjutnya secara demokratis, pasien tersebut dan/atau keluarganya dapat menentukan sendiri makanannya sesuai dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Karena terapi nutrisi dan diet umumnya berkaitan dengan penyakit-penyakit degeneratif serta metabolisme yang tidak bisa disembuhkan tetapi dapat dikendalikan.
Berikut ini sejumlah penyakit yang terapi nutrisi dan dietnya perlu diketahui oleh ahli gizi untuk kemudian dapat disampaikan kepada pasien dan/atau keluarganya :
  1.  
    1. AIDS/HIV
    2. Anemia
    3. Artritis rematoid dan nyeri sendi
    4. Diabetes Melitus : Tipe I
    5. Diabetes Melitus : Tipe II
    6. Dislipidemia
    7. Gagal ginjal : Akut
    8. Gagal ginjal : Kronis
    9. Batu ginjal
    10. Gagal jantung kongestif
    11. Gizi olahraga
    12. Hipertensi
    13. Kanker
    14. Obesitas
    15. Penyakit gout
    16. Osteoporosis
    17. Penyakit hepar
    18. Penyakit kandungan empedu
    19. Penyakit koroner/penyakit kardiovaskuler
    20. Penyakit lambung
    21. Penyakit paru obstruktif menahun (PPOM)
    22. Stroke
    23. Gangguan pencernaan (diare, colitis ulcerosa, haemorrhoid )
    24. Autisme
Preskripsi diet memberikan arah yang khusus kepada pasien untuk mengubah perilaku makannya sehingga mendapatkan kesehatan yang optimal.
A.  AIDS/HIV
Jenis Diet : Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)
Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) memerlukan status gizi yang optimal untuk mempertahankan fungsi kekebalan semaksimal mungkin mengingat virus HIV akan menyerang sistem kekebalan penderitanya. Upaya preventif berikut ini harus dilaksanakan :
▪ Penilaian status gizi yang lengkap setelah diagnosis penyakit AIDS ditegakkan.
▪ Pengkajian terhadap pengetahuan mengenai keamanan makanan
▪ Pengkajian terhadap kebiasaan diet, termasuk penggunaan terapi diet alternatif dan/atau         suplemen nutrien.
▪ Pemantauan berat badan yang ketat. Intervensi gizi harus segera dilaksanakan jika terjadi penurunan berat badan
▪ Terapi nutrisi untuk anemia gizi (khususnya defisiensi folat dan vitamin B12) harus sering dilakukan pada pasien-pasien HIV – positif yang asimtomatik.
▪ Jika terdapat anemia, atasi defisiensi folat dengan pemberian 400 meg tablet asam folat/hari dan atasi defisiensi vitamin B12 dengan 100 meg B12 yang disuntikkan IM/bulan.
▪ Terapi suplementasi nutrien dimulai dengan pemberian multivitamin/mineral setiap hari dengan takaran yang menyamai 100% RDA, yaitu 30 mg beta-karoten qd dan 250-500mg vitamin C qd.
▪ Suplemen dengan produk enteral yang “memodulasi kekebalan “ (produk ini tersedia di Amerika dengan nama Advera® dan Immun-Aid®).
Tujuan Diet
Memberikan makanan yang secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat badan hingga mencapai normal.
Prinsip Nutrisi/Diet
▪ Intervensi gizi yang agresif bagi pasien-pasien dengan penurunan berat badan yang  bermakna.
▪ Jika kadar albumin turun hingga di bawah 2.8 mg/dL, dukungan preparat suplemen nutrisi enteral harus dipertimbangkan dengan serius.
▪ Pasien-pasien yang dirawat dengan infeksi oportunistik harus mendapatkan semua vitamin dan mineral dengan takaran yang menyamai 100-200% RDA.
▪ Pasien-pasien diare (ekskresi faeses > 500ml/hari) harus mendapat preparat suplemen vitamin larut air dengan takaran 200-300% RDA di samping seng, sulfat dan magnesium serta kalium untuk mempertahankan kadar yang normal dalam serum.
▪ Suplemen gizi (seperti Ensure® Sustacal®, dll) dapat diberikan untuk meningkatkan asupan kalori dengan mempertimbangkan penerimaan pasien yang mungkin terbatas.
▪ Nutrisi parenteral total hanya diberikan pada pasien-pasien yang tidak bisa menerima nutrisi enteral akibat malabsorpsi.
Menurut keadaan penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) di bawah ini:
  1. Diet TKTP I  :  Kalori 2600, Protein  100gr (2 gr/kg berat badan)
  2. Diet TKTP II :  Kalori 3000, Protein 125 gr (2½ gr/kg berat badan)
Untuk memudahkan penyelenggaraan, makanan ynag diperlukan untuk menambah konsumsi kalori dan protein ditambahkan pada makanan biasa berupa tambahan lauk dan susu.
Preskripsi Diet
  • Makan sedikitnya 4 kali sehari
  • Kalau makan di restoran pastikan makanan yang di hidangkan benar-benar makanan alami yang segar dan baru dibuat (bukan makanan kalengan atau makanan yang diawetkan).
  • Masaklah semua daging, ikan, ayam hingga matang.
  • Jangan makan telur mentah. Telur mentah mengandung avidin yang dapat mengikat biotin, yaitu salah satu anggota kelompok Vitamin B kompleks. Di samping itu, telur yang mentah sulit dicerna dan dapat mengandung parasit seperti Salmonella.
  • Jaga agar makanan dingin tetap dingin dan makanan panas tetap panas.
  • Perhatikan tanggal kadaluwarsa pada setiap makanan kemasan.
  • Tingkatkan asupan serat dengan memakan sereal berserat tinggi (25 gm/hari) setiap pagi.
  • Usahakan untuk memakan sedikitnya 5 kali /hari buah segar dan sayuran (sebagai contoh, memakan sayuran tiga kali sehari plus buah dua kali sehari). Sebaiknya sayuran berupa lalapan/rebusan (misalnya, dalam bentuk salad atau gado-gado) atau sayuran yang dimasak/ditumis sebentar (misalnya, capcay) mengingat bahan pangan nabati ini memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Sayuran yang dimasak lama seperti gudeg atau lodeh tidak lagi mengandung vitamin yang peka terhadap pemanasan.
  • Minum suplemen multivitamin/mineral setiap hari bersama makanan yang bergizi.
  • Perhatikan berat badan dengan cermat. Timbang berat badan setiap 3-4 hari sekali dan segera laporkan setiap penurunan berat badan pada dokter atau ahli gizi/diet.
  • Berolahraga. Olahraga jalan kaki selama 30 menit setiap hari akan membantu mempertahankan massa protein otot skeletal.
  • Pasien-pasien yang mengalami gangguan kekebalan harus mematuhi anjuran keamanan keamanan makanan seperti tercantum dalam tabel untuk mengurangi resiko terkena penyakit yang ditularkan lewat makanan.
Bahan Makanan yang Baik Diberikan
  • Sumber protein hewani : ayam, daging, hati, ikan, telur, susu, keju.
  • Sumber protein nabati   : kacang-kacangan dan hasilnya : tahu, tempe, oncom.
Bahan Makanan yang Dihindari
Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan seperti : gula-gula, dodol, cake, tarcis dan sebagainya.
Contoh Menu (sebagai tambahan pada makanan biasa)
Waktu
TKTP I
TKTP II
Pagi
Susu
Susu
Siang
Telur dadar
Telur dadar
Ikan panggang
Sore

Susu
Malam
Hati ungkep
Telur rebus
Hati ungkep
Anjuran untuk Keamanan Makanan
  • Basuh kedua tangan dengan sabun dan air sebelum menyiapkan atau memakan semua makanan, sesudah bersin, batuk, atau ke toilet.
  • Gunakan sarung tangan karet ketika mempersiapkan makanan jika terdapat luka pada tangan.
  • Jangan sekali-kali memakai papan alas untuk memotong daging dan ayam bagi keperluan untuk memotong sayuran dan buah.
  • Hindari pemakaian papan alas dari kayu atau plastik yang retak . Cucilah papan alas sampai benar-benar bersih.
  • Segera masukkan semua makanan yang tersisa ke dalam lemari es di dalam wadah kecil yang tertutup.
  • Jika terdapat keraguan kalau-kalau makanan yang tersisa sudah basi atau rusak, buanglah makanan tersebut.
  • Periksa lemari es atau freezer untuk memastikan suhu pendinginan yang akurat.
  • Makanan beku dalam refrigerator harus dicairkan (defrost) dahulu. Setelah dicairkan, makanan tersebut harus dimasak dalam waktu 24 jam.
  • Minum susu yang sudah dipasteurisasi (susu kemasan).
  • Jangan makan telur yang mentah.
  • Jangan menggunakan telur yang sudah rusak atau retak.
  • Jangan makan ikan, daging atau ayam yang mentah atau yang tidak dimasak dengan baik (setengah matang).
  • Hati-hati dengan masakan ikan. Periksa tanggal pengirimannya dan jangan bekukan kembali ikan yang sudah dicairkan (defrost) dari keadaan beku.
  • Semua daging harus dimasak sampai matang.
  • Kalau ingin mmebuat bakaran daging, kukus dahulu daging tersebut
  • Kalau ingin memasak dengan microwave, masaklah sampai benar-benar matang; aduk dan balik makanan tersebut dengan sering selama memasaknya.
  • Cucilah semua buah dan sayuran sebelum memakannya, khususnya jika ingin dimakan mentah.
  • Perhatikan tanggal batas penjualannya ketika berbelanja makanan dan jangan mengkonsumsi makanan yang melampaui tanggal ini.
  • Kalau dapat, hindari membeli makanan dari penjaja makanan.
  • Ketika makan di luar perhatikan kebersihan; hindari restoran yang tidak dapat memenuhi standar kesehatan (restoran yang memenuhi standar ini mempunyai sertifikat yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan / Kanwil Kesehatan setempat setelah dilakukan inspeksi).
  • Kalau makan di restoran, usahakan untuk memesan masakan yang baru dipersiapkan pada saat anda memesan.
B.  Anemia
Jenis Diet : TKTP
Anemia merupakan keadaan ketika terjadi penurunan jumlah eritrosit atau kadar hemoglobin dalam darah. Anemia mengakibatkan keadaan mudah lelah, pusing, terutama pada perubahan dari posisi jongkok ke posisi berdiri, palpitasi, dan peningkatan resiko infeksi. Anemia dapat terjadi pada pasien rawat-inap maupun rawat jalan. Pasien dengan resiko tertinggi untuk terkena anemia adalah anak balita, wanita dengan haid yang lama atau banyak, ibu hamil, manula, dan para peminum minuman keras.
Upaya pencegahan anemia harus berfokus pada evaluasi diet dan kecukupan asupan beberapa nutrien penting, termasuk zat besi, vitamin B12, serta folat.
Umumnya, terapi suplemen dalam dosis farmakologis yang berupa vitamin larut air seperti folat dan B12 memerlukan waktu yang lebih singkat selama 2-4 minggu sementara terapi yang berupa mineral zat besi membutuhkan waktu yang lebih panjang selama 6 bulan. Peningkatan asupan vitamin dan mineral dari makanan setiap hari harus dianjurkan bersama-sama pemberian suplemen. Idealnya, perbaikan asupan nutrien dari makanan merupakan pendekatan yang dipergunakan untuk mempertahankan simpanan nutrien tubuh yang normal setelah terapi nutrien yang efektif. Pasien-pasien tertentu dengan diagnosis anemia dapat mengalami anemia kambuhan. Karena itu, pemeriksaan skrining ulang seharusnya dilakukan secara periodik, khusus pada kelompok rawan anemia seperti disebutkan di atas.
Tujuan Diet
Memberikan makanan yang secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat badan hingga mencapai normal.
Preskripsi Diet
Preskripsi diet berikut ini perlu diperhatikan pula:
  • Makan makanan yang kaya akan zat besi, folat dan vitamin B12 seperti hati, kerang-kerangan, sereal yang diperkaya zat besi, udang , ikan, ragi (misalnya tempe), dan sereal utuh (lihat tabel 2.11, 2.12, dan 2.17).
  • Makan makanan dari sumber protein hewani dan nabati dalam jumlah dan proporsi yang seimbang. Kebutuhan protein bukan hanya diperlukan untuk membentuk komponen globin dalam hemoglobin tetapi juga dibutuhkan bagi pembentukan berbagai enzim dalam metabolisme sel, perbaikan jaringan yang aus atau sakit dan pertumbuhan.
  • Makan sayuran hijau paling banyak 3 porsi/hari untuk memenuhi kebutuhan akan zat besi.
  • Minum sari buah yang kaya dengan vitamin C paling tidak satu gelas perhari seperti sari jambu, jeruk atau tomat. Vitamin C diperlukan pada penderita anemia karena berperan untuk meningkatkan absorpsi zat besi dalam usus.
Bahan Makanan yang Baik Diberikan
  • Sumber protein hewani : ayam, daging, hati, ikan, telur, susu, keju.
  • Sumber protein nabati   : kacang-kacangan dan hasilnya : tahu, tempe, oncom.
Bahan Makanan yang Dihindari
Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan seperti : gula-gula, dodol, cake, tarcis dan sebagainya.
C.  Artritis Rematoid dan Penyakit Sendi Lainnya.
Penyakit sendi umumnya dibagi menjadi tiga kelompok besar: Artritis rematoid, Osteoartritis dan Penyakit gout. Artritis rematoid merupakan permasalahan imunologis yang menyerang persendian seperti sendi-sendi tangan, dan organ tubuh lain seperti kulit, mata, ginjal, dll. Dengan hasil laboratorium yang dapat menunjukkan adanya faktor rematoid sementara hasil foto rontgen memperlihatkan gambaran yang khas. Osteoartritis merupakan kelainan degeneratif pada persendian sehingga lebih sering dijumpai pada orang tua, obesitas dan keadaan degeneratif lainnya: kelainan ini terutama menyerang sendi yang besar seperti sendi lutut yang berfungsi untuk menyangga beban tubuh (weight-bearing joints). Dalam keadaan lanjut, Osteoartritis berubah menjadi kekakuan sendi permanen yang dinamakan Osteoartrosis.
Kedua penyakit sendi yang disebutkan pertama tidak memiliki diet yang khusus kendati dalam pengobatan alternatif, tim cakar ayam pernah digunakan untuk Artritis rematoid dengan pemikiran bahwa kolagen yang terkandung di dalam bahan makanan tersebut dapat menghasilkan desensitisasi yang membuat sistem imunologis tubuh tidak lagi menyerang kolagen sendi yang sakit. Diet pada Osteoartritis juga tidak khas kendati makanan yang banyak mengandung kalsium seperti susu, ikan-ikan kecil yang tulangnya dapat dimakan (teri, ebi) dan sayuran hijau serta biji-bijian boleh diberikan untuk mencegah osteoporosis. Asam lemak omega 3 dalam bentuk menu ikan laut boleh diberikan untuk memperbaiki inflamasi pada sendi. Diet lain yang penting adalah diet rendah kalori gizi seimbang bagi penderita  Osteoartritis yang obese karena kegemukan atau obesitas merupakan salah satu faktor resiko timbulnya kelainan degeneratif sendi ini.
Penyakit sendi yang terakhir adalah penyakit Gout (pirai) atau Artritis gout yang disebabkan oleh penumpukan kristal urat dalam persendian akibat gangguan pada metabolisme purin. Karena diet penyakit  Gout bersifat khusus (diet rendah purin), maka pembahasannya akan disampaikan secara khusus.
Nutrisi Preventif
Meskipun kebiasaan makan tidak terbukti mempunyai peranan dalam menimbulkan penyakit rematoid, sebaiknya kita mengkonsumsi diet yang kaya buah serta sayuran dan kurang mengandung  produk daging serta lemak.
Nutrisi Kuratif
  • Monitor berat badan; penurunan berat yang tidak dikehendaki dapat menjadi indikator dini untuk menunjukkan malnutrisi
  • Asupan protein harus dipertahankan pada 0,8 gm/kg/hari; asupan protein yang berlebihan tidak dianjurkan.
  • Asupan buah dan sayuran harus dievaluasi; asupan ini harus lebih dari 5 kali sajian per hari.
  • Asupan lemak dari makanan harus dievaluasi; Diet rendah lemak (< 30% asupan total kalori) dengan <5% kalori dari lemak tak-jenuh ganda dianjurkan untuk mengurangi respon inflamasi
  • Meningkatkan asupan lemak omega 3 yang ternyata dapat mengurangi inflamasi.
  • Mengevaluasi diet unuk menentukan kecukupan vitamin B6  atau asam askorbat.
  • Memberikan suplemen multivitamin/mineral setiap hari jika asupan dari makanan tampaknya tidak mencukupi (kurang dari RDA)
  • Resep preparat zat besi hanya diberikan jika diagnosis anemia defisiensi besi sudah jelas; anemia pada penyakit kronis tidak akan responsif terhadap terapi suplemen zat besi.
  • Pasien-pasien yang mendapatkan kortikosteroid harus meningkatkan asupan kalsium dan kalium. Retensi cairan merupakan efek samping yang lazim ditemukan dan responsif terhadap diet rendah natrium.
  • Berpuasa jangka pendek dapat meringankan gejala penyakit tersebut tetapi bukan pilihan jangka panjang yang aman.
Preskripsi Diet
  • Makan makanan dalam porsi kecil tetapi sering.
  • Cobalah diet tanpa daging 3-4 hari dalam seminggu.
  • Biasakan makan ikan minimal seminggu sekali dengan memilih jenis ikan yang kaya akan asam lemak omega 3.
  • Ikut sertakan buah dan sayuran dalam diet; tambahkan buah pada bubur sereal; pilih sayuran atau buah segar sebagai camilan; tambahkan buah dan sayuran pada panggangan roti (misalnya,  membuat sandwich atau hamburger yang banyak mengandung sayuran seperti tomat, selada, ketimun dan bawang bombay); makan salad, gado-gado, urapan, rujak, dll dengan membatasi asupan minyak serta gula (misalnya, bumbu gado-gado dibuat dari kacang yang disangrai/digoreng tanpa minyak.)
  • Batasi asupan lemak dengan memilih alternatif makanan lain yang rendah lemak.
D.  Diabetes Melitus : Tipe I
Jenis Diet : Diet DM/Diet seimbang
PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) pada tahun 1993 mengeluarkan konsensus pengelolaan diabetes melitus di Indonesia yang di dalamnya juga terdapat perencanaan makan bagi penyandang Diabetes. Standar yang dianjurkan adalah hidangan dengan komposisi yang seimbang pada persentase karbohidrat, protein, dan lemak, yaitu karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%. Jumlah kalori disesuaikan menurut pertumbuhan dan kegiatan jasmani untuk mempertahankan berat badan idaman. Jumlah kandungan kolestrol <300 mg/hari dan kandungan serat ± 25 gram/hari, khususnya serta larut.
Persyaratan PERKENI ini dapat diterapkan dengan menyusun menu menurut Daftar Bahan Makanan Penukar dan leaflet petunjuk diet yang dapat diperoleh pada klinik gizi Rumah Sakit. Ahli gizi atau diet di klinik gizi Rumah Sakit dapat membantu Anda menyusun perencanaan makan dan menjelaskannya kepada Anda.
Nutrisi Kuratif
Pasien Diabetes Melitus Tipe I (DMTI; Diabetes Melitus Tergantung Insulin) memerlukan terapi diet untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Tujuan intervensi diet/gizi adalah untuk :
  1. Mengatur kadar glukosa dan lemak darah
  2. Mendapatkan dan mepertahanlan berat badan normal/ideal
  3. Menghasilkan status gizi yang adekuat.
Terapi nutrisi untuk mengendalikan glukosa darah pada pasien-pasien DM Tipe I harus mencakup pedoman berikut ini:
  • Makan makanan secara teratur (3 kali makanan pokok dan 3 kali cemilan/hari dengan waktu kurang lebih sama setiap hari)
  • Makan makanan dengan jumlah kalori yang memadai untuk memungkinkan pertumbuhan yang normal.
  • Makan karbohidrat dengan jumlah sama setiap kali makan makanan utama atau makan makanan camilan umtuk meningkatkan pengendalian glukosa darah.
  • Batasi asupan lemak dan kolesterol
  • Batasi asupan gula sederhana termasuk gula pasir, gula aren, madu, sirup jagung, dan mungkin pula fruktosa.
  • Meningkatkan asupan serta hingga 25 gram/hari
  • Dapatkan/pertahankan berat badan normal/ideal.
  • Ikut sertakan olahraga dalam perencanaan kesehatan.
  • Lakukan olahraga 1 jam sebelum makan untuk meningkatkan pengendalian  glukosa darah.
Preskripsi Diet
  • Makan 5-6 kali setiap hari pada waktu yang kurang lebih sama dengan interval sekitar 3 jam dan terdiri atas 3 kali makanan pokok serta 3 kali camilan.
  • Usahakan minum minuman yang bebas gula dan kaya serat, seperti agar-agar, rumput laut, gelatin, kolang-kaling. Jika minuman ini akan diminum bersama sirup, gunakan sirup diet yang menggunakan pemanis seperti aspartam.
  • Pilihlah camilan yang rendah lemak seperti buah segar, pisang rebus, jagung rebus, roti bekatul.
  • Biasakan memakan sereal tinggi serat sebagai sarapan (>6 gram)  setiap pagi; hindari makanan sereal yang banyak mengandung gula.
  • Biasakan memakan buah-buahan yang segar, khususnya buah-buahan yang bisa dimakan bersama kulitnya, seperti apel, peer, peach, belimbing, jambu, tomat. Buah-buahna manis yang biasanya terdapat dalam es teler, seperti nangka, kelengkeng, durian, serta sawo dan jenis-jenis pisang yang manis, seperti pisang raja, pisang emas, serta pisang susu, sedapat mungkin dihindari, atau paling tidak dibatasi konsumsinya.
  • Hindari kebiasaan makan buah-buahan kaleng atau manisan yang direndam dalam sirup. Kurangi kebiasaan minum sari buah dan menggantinya dengan memakan buah segar seperti dijelaskan di atas.
  • Minum susu rendah lemak (< 1%) seperti susu skim, susu kedelai sebagai pengganti susu full cream untuk mengurangi asupan lemak. Beberapa produk susu khusus untuk diabetes, seperti Diabetasol® dan Prolansia Fiber® yang mengandung serat larut, kini sudah tersedia di pasaran, namun harganya yang mahal perlu menjadi pertimbangan.
  • Lakukan olahraga senagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Kalau mungkin berjalan atau bersepeda apabila pergi ke sekolah.
  • Lakukan monitor kadar glukosa darah paling tidak sebanyak 2 kali per hari
Bahan makanan yang Tidak Boleh Diberikan
Semua bahan makanan boleh diberikan dalam jumlah yang telah ditentukan kecuali gula murni seperti terdapat pada :
  • Gula pasir, gula jawa dan sebagainya
  • Sirop, selai, jelly, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim.
  • Kue-kue manis, dodol, cake, tarcis.
  • Abon, dendeng, sardin.
Riset membuktikan bahwa pengendalian glukosa darah dengan melakukan diet, olahraga yang teratur dan terapi insulin serta monitoring glukosa darah di rumah akan mengurangi perawatan Rumah Sakit bagi penyandang DM Tipe I. Di samping itu, uji coba mengendalian diabetes dan komplikasinya yang baru-baru dilaksanakan di Amerika melaporkan bahwa penanganan yang intensif dapat menunda atau mengurangi resiko komplikasi jangka panjang seperti neuropati, retinopati, dan mikroalbuminemia.
E.  Diabetes Melitus : Tipe II
Jenis Diet : Diet DM/Diet Seimbang
Pasien Diabetes Melitus Tipe II (DMTTI : Diabetes Melitus Tak Tergantung Insulin) cenderung berusia lebih tua (>25 tahun) dan mempunyai berat yang lebih besar. Banyak di antara pasien-pasien ini  memiliki riwayat Diabetes yang kuat dalam keluarga. Pengendalian berat nadan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan uang diinginkan merupakan tujuan utama terapi diet pada DM Tipe II. Pasien-pasien DM Tipe II umumnya menjadi resisten terhadap insulin sampai penurunan berat badan terjadi. Selain itu, penurunan bedan ternyata meningkatkan ambilan glukosa dan memperbaiki pengendalian glukosa darah.
Nutrisi Preventif
Intervensi gizi yang bersifat preventif untuk mengurangi resiko terjadinya DM Tipe II harus berfokus pada :
  • Pencegahan obesitas pada pasien-pasien yang berisiko diabetes.
  • Asupan serat makanan 25 gram/1000 kalori, khususnya serat larut dapat membantu mengendalikan kadar glukosa darah dan menambah rasa kenyang.
  • Menghindari asupan kalori yang berlebihan.
  • Olahraga teratur (yaitu, 3 kali seminggu atau lebih selama waktu >30 menit dengan intensitas 60-80% dari frekuensi jantung maksimal [220-usia]) ternyata dapat mencegah atau menunda onset Diabetes pada mereka yang mempunyai predisposisi untuk terkena penyakit ini.
Nutrisi Kuratif
Intervensi diet untuk mengendalikan glukosa darah merupakan salah satu intervensi penting bagi pasien-pasien DM Tipe II. Seperti  pada DM Tipe I, tujuan intervensi diet/gizi ini adalah untuk :
  1. Mengatur kadar glukosa dan lemak darah.
  2. Mendapatkan dan mempertahankan berat badan ideal/normal
  3. Menghasilkan status gizi yang adekuat.
Terapi gizi untuk pengendalian glukosa darah pada pasien-pasien DM Tipe II, seperti tercantum dalam konsensus PERKENI, mencakup :
§  Jadual makan teratur
§  Asupan kolestrol < 300 mg qd karena pasien DM Tipe II menghadapi resiko tinggi untuk terkena penyakit kardiovaskuler. Pada pasien diabetes dengan dislipidemia bahkan harus < 200 mg gd
§  Asupan serat 25 gram/hari; meningkatkan konsumsi serta makanan yang larut maupun tak larut.
§  Menghindari suplemen minyak ikan atau niasin yang dapat meningkatkan kadar glukosa.
§  Pengendalian berat badan
§  Olahraga teratur
§  Monitoring glukosa darah.
Preskripsi Diet
  • Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan perhari.
  • Makan camilan yang rendah kalori, seperti kolang kaling, cincau, agar-agar, puding gelatin atau rumput laut, pisang rebus, dll.
  • Makan  buah berserat, seperti apel dengan kulitnya, setiap hari.
  • Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya pada pagi hari dan gantikan dengan minuman berserat seperti blender tomat, ketimun, melon dan semangka (bagian yang putih diikutsertakan)
  • Sertakan rebusan buncis atau sayuran lain yang dapat membantu mengendalikan glukosa darah dalam menu sayuran anda sedikitnya dua kali seminggu. Buncis, bawang, dan beberapa sayuran lunak lain (pare, terong, gambas, labu siam) dianggap dapat membantu menggendalikan kadar glukosa darah karena kandungan seratnya.
  • Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout kacang hijau, jagung rebus, atau roti bekatul (whole wheat bread) setiap hari.
  • Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras merah/beras tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul daripada roti putih), mie (sebaiknya mie kering/instan daripada mie basah  karena proses pengeringan akan menguapkan sebagian besar lemak) dan jagung.
  • Hindari penambahan gula pasir pada minuman (kopi, teh) dan makanan sereal.
  • Makanan camilan dan minuman  bebas gula yang tersedia di pasaran seperti cookies diet, sirup diet, coke diet, dapat digunakan jika diinginkan tetapi jangan mengkonsumsinya secara berlebihan. Penyandang Diabetes yang gemar memasak dapat membuat kue-kue basah seperti wafel yang terdiri atas tepung gandum utuh, havermout, putih telur, susu skim dan sedikit buah-buahan dengan aroma yang mengandung selera (misalnya, pisang, strawberry, nanas).
  • Biasakan membuang lemak/gaji dari daging sebelum memasaknya. Kurangi konsumsi daging merah yang dapat digantikan dengan daging putih seperti daging ayam atau ikan. Hindari kulit, kepala serta brutu ayam dan daging ikan yang berlemak karena kandungan kolesterol yang tinggi dalam bahan makanan hewani ini. Daging ikan yang berwarna gelap lebih banyak mengandung lemak dibandingkan daging ikan yang putih.
  • Gunakan minyak goreng dalam jumlah terbatas (Kurang lebih setengah sendok makan untuk sekali makan) . Biasakan memasak dengan cara merebus, menumis, memepes, memanggang, serta menanak, dan hindari kebiasaan menggoreng makanan dengan banyak minyak.
  • Biasakan makan makanan vegetarian pada waktu santap malam.
  • Dalam membuat menu yang menggunakan telur, setiap merah telur dapat diganti dengan dua putih telur, santan dapat diganti dengan susu skim, dan minyak diganti dengan saus apel. Untuk menu yang memerlukan kecap, gunakan kecap diet dalam jumlah terbatas (kecap Tropicana Slim®)
  • Nasehat diet lainnya dapat dimintakan dari ahli gizi/diet
  • Biasakan berjalan sedikitnya 3 kali seminggu selama >30 menit.
F.  Dislipidemia
Jenis Diet : Rendah Kolestrol Lemak Terbatas (RKLT)
Displipidemia merupakan keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL-kolestrol dan/atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL-kolesterol. LDL-kolesterol sering disebut sebagai kolesterol dari dalam hati dan melepaskannya pada dinding pembuluh darah, keadaan ini menimbulkan pembentukan plak atau timbunan kolesterol pada dinding-dalam pembuluh darah yang dinamakan ateroma. Ateroma menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dinamakan aterosklerosis.
HDL-kolesterol sebaliknya dianggap sebagai kolesterol yang baik karena jenis ini mengangkut kolesterol yang tercecer pada dinding pembuluh darah kembali ke dalam hati. Dengan kata lain, HDL-kolesterol akan mencegah pembentukan ateroma. Diagnosis hiperkolesterolemia dibuat jika rasio kolesterol total : HDL-kolesterol lebih dari 4,5 mg/dl. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung koroner (hasil penelitian Framingham).
Trigliserida merupakan jenis lemak lainnya yang terdapat dalam makanan. Sebagian pakar kesehatan menganggap bahwa kenaikan kadar trigliserida bukan merupakan faktor resiko terjadinya aterosklerosis tetapi dapat membawa resiko timbulnya pankreatitis. Kadar trigliserida di atas 175 mg/dl dalam keadaan puasa menunjukkan hipertrigliseridemia. Hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia secara bersama-sama disebut sebagai hiperlipidemia yang belakangan dianggap lebih tepat jika dinamakan dislipidemia karena pada keadaan ini dapat pula terjadi penurunan kadar HDL-kolesterol yang juga merupakan faktor resiko (kadar HDL-Kolesterol yang normal harus lebih       45 mg/dl).
Prinsip Diet
  • Mengingat kolesterol merupakan prekursor senyawa steroid dalam tubuh, seperti kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, dan vitamin D, maka dalam diet rendah kolesterol dianjurkan pengurangan asupan kolesterol dan lemak jenuh dari makanan. Pada Dislipidemia tanpa diabetes anjurkan asupan kolesterol kurang dari 300 mg/hari, sementara penderita Dislipidemia yang berawal dari penyakit Diabetes Melitus harus membatasi asupan kolesterolnya di bawah 200 mg/hari.
  • Kolesterol juga disintesis dalam tubuh lewat lintasan asetil-KoA, HMG-KoA, mevalonat, skualena, dan lanosterol sebelum menjadi kolesterol (Biokimia Harper edisi-22). Dalam jumlah yang cukup besar, kolesterol diekresikan ke dalam usus sebagai konstituen garam empedu. Kolesterol ini akan diserap kembali ke dalam darah melalui siklus enterohepatik. Untuk mencegah penyerapan yang berlebihan, diet tinggi serat—khususnya serat solubel—sangat dianjurkan. Hasil penelitian Anderson dari Kentucky Medical School menunjukkan bahwa penderita hiperkolesterolemia yang menjalani diet rendah kolesterol dengan peningkatan asupan serat solubel memperlihatkan penurunan kadar kolesterol yang lebih bermakna dibandingkan penderita hiperkolesterolemia yang hanya menjalani diet rendah kolesterol saja.
  • Karena kolesterol merupakan produk khas hewani (jenis sterol yang analog pada produk nabati adalah fitoserol), diet rendah kolesterol berarti pengurangan konsumsi produk hewani yang kaya akan kolesterol seperti otak, jerohan, merah telur, daging merah yang berlemak dan minyak atau lemak hewan (gajih). Minyak jenuh dan karbohidrat murni harus dibatasi pula karena kedua unsur ini dapat meningkatkan sintesis kolesterol dan trigliserida dalam tubuh.
  • Asam lemak omega-3 yang banyak didapat dalam ikan dari laut dingin berperan dalam membentuk prostasiklin yang akan mencegah penyakit jantung koroner dengan menghalangi penjendalan darah (agregasi trombosit) dan meningkatkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi). Kejadian ini akan menjadi lebih nyata lagi dalam keadaan berpuasa ketika terjadi peningkatan kadar hormon glukagon. Jadi, peranan asam lemak omega-3 bukan terletak pada penurunan kadar LDL-kolesterol maupun trigliderida sebagimana diperkirakan oleh sebagian orang.
  • Konsumsi serat, khususnya jenis solubel, dapat menghambat penyerapan kolesterol dari dalam usus.
  • Olahraga, khususnya yang meningkatkan endurance (olahraga dengan intensitas minimal dan durasi yang lama seperti berenang perlahan-lahan) dapat menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar HDL-kolesterol.
Preskripsi Diet.
  • Hindari makanan yang banyak mengandung kolesterol seperti otak (2000 mg/100 gram otak), jerohan (300 mg/100 gram hati), daging merah yang berlemak dan gajih /minyak hewani. Merah telur, khususnya telur ayam broiler dan itik (yang mengandung 550 mg kolesetrol/100 gram), harus dibatasi hingga 2-3 butir/minggu. Gunakan daging yang tidak berlemak seperti daging ayam kampung atau daging ikan yang berwarna putih atau bahan pangan nabati seperti tahu, tempe atau jenis ecang-kacangan lainnya sebagai sumber protein. Kromhaut menganjurkan konsumsi menu ikan laut dua hingga tiga kali per minggu untuk menghindari kecenderungan pendarahan yang sulit berhenti seperti terlihat pada orang eksimo yang banyak mengkonsumsi ikan laut dingin.
  • Penyandang disiplidemia yang membutuhkan tambahan protein , kalsium dan fosfor dalam bentuk susu dapat menggunakan susu kedelai, yogurt, susu non fat, atau susu skim, khususnya yang mengandung serat seperti Prolansia Fiber®. Ketiga jenis susu ini dapat dianjurkan sebagai pengganti susu sapi atau whole milk biasa. Sedangkan pengganti produk susu seperti keju adalah cottage cheese yang terbuat dari susu skim.
  • Kurangi konsumsi udang, kerang, dan kepiting yang masih dianggap sebagai makanan yang banyak mengandung kolesterol. Memakan udang rebus yang kulitnya masih melekat lebih dianjurkan karena chitosan dalam kulit udang dianggap sebagai  bahan anti-kolesterol.
  • Biasakan memasak dengan cara menumis, merebus, menanak, memepes, dan memanggang. Hindari penggunaan minyak kelapa, minyak jelantah, margarin dan santan yang kental secara berlebihan karena keduanya mengandung banyak minyak jenuh. Minyak tak jenuh, seperti minyak jagung dan kedelai (polyunsaturated oils) atau minyak zaitun dan kacang( monounsaturated oils) akan berubah menjadi minyak jenuh jika dimasak dengan suhu tinggi dan berkali-kali. Mentega (butter) tidak dianjurkan pada penyandang dislipidemia karena terbuat dari lemak hewan; sedang margarin diperbolehkan jika berasal dari minyak tak jenuh (bentuk margarin ini lebih cair dari margarin biasa yang terbuat dari minyak sawit ) dan hanya digunakan dalam jumlah sedikit.
  • Jika mungkin, gunakan minyak tak jenuh tunggal seperti minyak zaitun dan minyak kacang dalam jumlah sekitar 1 sendok makan (10 g) untuk sekali memasak.
  • Kurangi konsumsi karbohidrat murni seperti gula, madu, dll dan makanan manis lainnya (kecap, abon, dendeng, tarcis, cokelat) karena dapat meningkatkan sintesis trigliserida dalam tubuh. Tingkatkan konsumsi karbohidrat kompleks sebagai sumber energi seperti sereal untuk (beras tumbuk, jagung, havermut, roti, bekatul, dll) dan umbi-umbian (pisang rebus, talas, kentang hitam) yang mengandung serat. Sereal utuh dan umbi-umbian dapat dikonsumsi untuk menggantikan sebagian bahan makanan sumber karbohidrat yang kurang mengandung serat tetapi bisa dikonsumsi sebagai makanan pokok seperti nasi beras giling, mie, bihun, roti putih.
  • Tingkatkan konsumsi sayuran dan buah, khususnya yang mengandung serat solubel seperti labu siam, terong, oyong/gambas, lobak, melon semangka, belimbing dan jambu. Gunakan makanan tinggi serat solubel seperti agar-agar, rumput laut, kolang-kaling, cincau, selasih sebagai minuman atau makanan camilan.
  • Berolahraga secara teratur dengan memperhatikan (1) kontinuitas (yang menjadikan olahraga sebagai suatu gaya hidup untuk menjaga endurance), (2) frekuensi (3-4 kali/seminggu), (3)durasi (30-45 menit/kali olahraga), (4) intensitas (intensitas harus minimal atau dengan kata lain olahraga harus menghasilkan keringat tanpa terengah-engah serta tidak menimbulkan perasaan lelah tetapi menimbulkan perasaan segar), (5) gerakan (yaitu kombinasi antara gerakan dinamis yang tidak terlampau cepat, regangan/stretching, gerakan mengayun lengan serta menggeletarkan jari-jari tangan serta gerakan pernafasan) dan (6) tipe olahraga (seperti renang atau bersepeda secara berlahan-lahan, treadmill atau jogging, dan senam khususnya senam sehat, senam tera atau senam pernafasan).
  • Hindari stres fisik (kelelahan, kedinginan, kurang tidur, dll), stres psikologi atau emosional (amarah atau kesedihan yang berlebihan) dan stres karena kepribadian (kepribadian tipe A yang kemrungsung, perfeksionis atau takut gagal). Keadaan sters yang berlebihan akan dapat meningkatkan kadar gula, kolesterol, frekuensi jantung, serta tekanan darah.
Bahan Makanan yang Tidak Boleh Diberikan
  • Sumber lemak : semua makanan yang digoreng, semua makanan dang daging yang mengandung lemak tinggi seperti mayonais, daging kambing dan babi.
  • Bahan makanan yang menimbulkan gas : ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, durian, nangka, ketimun.
  • Bumbu-bumbu yang merangsang : cabe, bawang, merica, asam, cuka, jahe.
  • Minuman yang mengandung soda dan alkohol.
Bahan Makanan yang Baik Diberikan
Bahan makanan yang mengandung hidrat arang tinggui dan mudah cerna seperti : gula-gula, selai, sirop, manisan, madu.
G.  Gagal Ginjal Akut
Jenis Diet : Diet rendah Protein (DRP)
Diet Rendah Garam (DRG)
Tujuan Diet
1.      Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan faal ginjal
2.      Menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah
3.      Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air di dalam tubuh
Prinsip Diet
§  Kalau seseorang mengalami gagal ginjal akut, berbagai upaya harus dilakukan untuk mencegah tindakan dialisis seperti penerapan diet.
§  Kebutuhan kalori : Asupan kalori yang memadai untuk mempertahankan simpanan protein/menjaga agar protein tidak terpakai dalam menghasilkan tenaga, merupakan faktor yang sangat menentukan.
§  Asupan kalori diajurkan sebesar 30-40 kal/kgBB/hari dengan asupan tambahan jika terdapat demam atau infeksi.
§  Pembatasan protein bisa sampai 0,5-0,6 gm/kgBB/hari. Protein dengan nilai biologis yang tinggi (daging, ikan, susu) harus membentuk 80% asupan protein dari makanan.
§  Asupan kalium harus dibatasi hingga < 3000 mg/hari (lihat tabel 2.15); jika diberikan preparat diuretik, kadar kalium dapat tetap normal. Pembatasan kalium mungkin diperlukan tetapi dengan terapi diuretik yang agresif, kadar kalium dapat dikendalikan tanpa pembatasan dalam makanan.
§  Asupan garam harus dibatasi hingga 2-3 g/hari.
Preskripsi Diet
  • Dapatkan banyak kalori dengan menambahkan mentega, krim, mayonaise dan/atau salad dressing ke dalam makanan jika tidak terdapat kontraindikasi (misalnya, pasien harus diet rendah lemak).
  • Hindari makanan yang kaya natrium seperti garam, kue-kue yang asin, kecap asin, taoco/taosi, asinan buah, sayur asin, dll.
  • Batasi konsumsi susu sampai setengah gelas per hari (1 atau 2 sendok makan susu bubuk per hari). Susu khusus untuk gagal ginjal seperti Nephrisolâ dapat diberikan.
Makanan yang Boleh Diberikan dan Tidak Boleh Diberikan
Golongan Bahan Makanan
Makanan yang Boleh Diberikan
Makanan yang Tidak Boleh Diberikan
Sumber hidrat arang
Beras, bulgur, kentang, singkong, terigu, tapioka, hunkwee, gula, makanan yang diolah bahan makanan tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti : makaroni, mi, bihun, roti, biskuit, kue kering, dsb.
Roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak dengan garan dapur dan atau soda kue.
Sumber
protein
hewani
Daging dan ikan maksimum 100 gr sehari; telur maksimum 1 btr sehari; susu maksimum 200 gr sehari.
Otak, ginjal, lidah, sardin, keju, daging, ikan dan telur yang diawet dengan garam dapur seperti : daging asap, bacon, abon, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, tekur asin,dsb.
Sumber
protein
nabati
Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam.
Keju kacang tanah dan kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur  dan lain ikatan natrium.
Sayuran
Semua sayuran segar.
Sayuran yang diawet dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, acar dsb.
Buah-buahan
Semua buah-buahan segar.
Buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium.
Lemak
Minyak, margarin tanpa garam, mentega tanpa garam.
Margarin dan mentega biasa.
Bumbu-bumbu
Semua bumbu-bumbu yang segar dan kering yang tidak mengandung garam dapur dan ikatan lain natrium.
Garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur seperti kecap, terasi, maggi, tomato ketchup, petis, tauco.
Minuman
Teh, kopi, minuman botol ringan.
Coklat.
H.  Gagal Ginjal Kronis
Jenis Diet : Diet Rendah Protein (DRP)
Diet Rendah Garam (DRG)
Tujuan Diet
  1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan faal ginjal
  2. Menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah
  3. Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air di dalam tubuh.
Prinsip Diet
Pada pasien-pasien gagal ginjal kronis, fokus terapi gizi adalah untuk menghindari asupan elektrolit yang berlebihan dari makanan karena kadar elektrolit bisa meninggi akibat klirens renal yang menurun :
§  Asupan kalori harus ditentukan pada tingkat yang bisa mencegah pemecahan lean tissue (protein) untuk memenuhi kebutuhan energi. Jika kalori yang dikonsumsi tidak cukup, tubuh cenderung akan menggunakan simpanan protein dalam otot untuk menghasilkan energi.
§  Asupan kalori dianjurkan sebesar 30-35 kal/kgBB/hari.
§  Kenaikan kadar serum magnesium, kalium, dan fosfor umumnya terjadi. Jika hal ini terjadi, bahan makanan yang kaya akan elektrolit tersebut perlu dihindari, seperti pisang, kacang hijau, air kelapa muda yang banyak mengandung kalium.
§  Pasien ginjal yang mendapat terapi antasid tidak boleh menggunakan antasid yang mengandung magnesium.
§  Pembatasan garam sampai 2-3 g garam perhari.
§  Asupan fosfor dari makanan akan menurun selama pembatasan protein.
§  Pembatasan protein dilakukan berdasarkan berat badan, derajat insufisiensi renal, dan tipe dialisis yang akan dijalani.
§  Penggunaan sumber protein dengan nilai biologis yang tinggi, seperti telur, daging, ikan, dan ayam, harus dianjurkan.
Semua pasien gagal ginjal kronis harus mendapatkan konsultasi gizi yang disediakan bagi mereka. Pasien yang menjalani dialisis paritoneal dapat mengendalikan kadar serum elektrolit dengan diet yang tidak begitu membatasi, namun pembatasan natrium serta kalium mungkin perlu dilakukan secara intermiten.
Preskripsi Diet
§  Tingkatkan asupan kalori dengan makanan camilan secara teratur, seperti cracker, buah-buahan (rendah kalium), biskuit, dll.
§  Makan sekitar 25 gram daging, ikan, atau ayam hanya pada saat makan siang dan malam. Jika dokter menghendaki diet rendah protein (20 gram protein/hari)
§  Beli sayuran segar (jangan sayuran kalengan atau sayuran yang diawetkan) untuk mengurangi asupan natrium.
§  Sedapat mungkin hindari pemakaian bahan-bahan aditif yang mengandung natrium, seperti vetsin (monosodium glutamat), sodium benzoat (pengawet), sodium bikarbonat (soda kue), dll
§  Gunakan bumbu yang rendah natrium seperti bawang putih segar, bawang merah, kunyit, asam, dll
§  Baca label pada kemasan makanan untuk memastikan bahwa makanan rendah natrium tersebut tidak mengandung banyak kalium.
I.  Batu Ginjal
Jenis Diet : Diit Rendah Kalsium Tinggi Sisa Asam Basa
Diberikan pada penderita dengan batu kalsium, seperti kalsium fosfor, kalsium karbonat, dan kalsium oksalat.
Tujuan Diet
Membantu memperlambat pertumbuhan batu ginjal atau membantu mencegah pembentukan batu ginjal.
Preskripsi Diet
§  Banyak minum air,  cairan diperlukan sebanyak 2500 ml/ hari.
§  Makanan yang rendah kalsium untuk menurunkan kadar kasium urine.
§
Makanan yang Boleh Diberikan dan Tidak Boleh Diberikan
Golongan Bahan Makanan
Makanan yang Boleh Diberikan
Makanan yang Tidak Boleh Diberikan
Sumber hidrat arang
Beras,  bulgur, makaroni, mi, bihun,  tepung-tepungan.
Kentang, ubi, singkomg, biskuit, dan kue-kue yang dibuat dengan susu.
Sumber
protein
hewani
Telur, unggas, ikan tanpa tulang.
Susu, keju, udang, kepiting, ikan teri, ikan asin, sardin, jantung, otak, ginjal.
Sumber
protein
nabati
Kacang –kacangan kering maksimum 25 gr sehari, tahu atau  tempe maksimum 50 gr sehari.

Sayuran
Semua sayuran  kecuali yang dilarang, maksimum 200 gr sehari.
Bayam, daun mangkokan, daun melinjo, daun pepaya, daun lamtoro, daun singkong, daun talas, daun katuk, daun kelor, jantung pisang, buah melinjo, sawi.
Buah-buahan
Semua buah-buahan segar maksimum 200 gr sehari.
Semua buah-buahan yang dikeringkan.
Lemak
Minyak, margarin  dan mentega.

Bumbu-bumbu
Garam, gula, vetsin, bawang dalam jumlah terbatas; jahe, kunyit, kunci, laos, salam, sereh, terasi dll.

Minuman

Minuman yang mengandung soda, coklat, yeast.
J.  Gagal Jantung Kongestif
Jenis Diet : Diet Jantung (DJ)
Tujuan Diet
1.      Memberikan makanan yang secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
2.      Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk.
3.      Mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air.
Prinsip Diet
Terapi gizi bagi pasien-pasien gagal jantung kongestif (dekompensasi jantung) harus berfokus pada keseimbangan status cairan :
§  Monitor status kalium jika pasien mendapatkan energi diuretik; jika perlu, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak mengandung kalium seperti air kacang hijau atau suplemen kalium.
§  Batasi asupan garam hingga 2-3g garam perhari (konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan sehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada dekompensasi jantung).
§  Penyesuaian pembatasan cairan dilakukan menurut :
1.      Respon pasien terhadap pengobatan
2.      Kepatuhan terhadap pembatasan natrium
3.      Intensitas/progresivitas penyakit
§  Batasi asupan cairan hingga 20-25 ml/kgBB/hari
Pasien dianjurkan untuk membaca label pada kemasan makanan sehingga mengetahui adanya natrium yang tersembunyi dalam bentuk bahan-bahan aditif/pengawet makanan. Obat-obatan juga dapat mengandung natrium dalam jumlah yang berarti (barbiturat, antibiotik, alkalizer lambung, dll)
Pasien gagal jantung kongestif yang lanjut dapat menderita cachexia berat  dan penurunan massa lemak maupun otot. Etiologi cachexia jantung ini mencakup anoreksia, hipermetabolisme yang berhubungan dengan kardiomegali, dan kehilangan nutrien yang berhubungan dengan hipoksia/malabsorpsi. Terapi cachexia jantung memerlukan dukungan gizi yang agresif yang umumnya mencakup enteral feeding untuk membantu asupan oral.
Preskripsi Diet
§  Gunakan sayuran yang segar dan bukan sayuran dalam kaleng.
§  Jika terpaksa memakai sayuran kaelng atau sayuran yang diasinkan, rendam dulu sayuran tersebut selama 2 menit di dalam air yang mengalir sebelum dimasak.
§  Sekali seminggu cobalah makan makanan alternatif yang rendah natrium seperti kecap Tropicana slim, sup tanpa garam, cracker diet yang tidak mengandung garam, dll.
§  Gunakan botol air minum dengan ukuran menurut kebutuhan cairan yang sudah ditentukan selama sehari. Anda harus menuang air dalam botol tersebut dengan jumlah yang sama dengan jumlah air minum atau makanan cair yang diminum/dimakan. Botol air yang kosong menunjukkan bahwa pasien sudah mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang telah ditentukan hari itu. Mulailah setiap hari dengan botol yang berisi air yang baru.
§  Makanlah buah-buahan yangbanyak mengandung kalium 1-2 kali/hari.
§  Gunakan garam diet yang terbuat dari kalium klorida sebagai pengganti garam dapur (jika fungsi ginjalnya normal).
§  Untuk gagal jantung yang akan diperlukan diet rendah sisa/serat pada saat-saat akut agar pasien tidak buang air besar yang membuatnya mengejan.
Makanan yang Boleh Diberikan dan Tidak Boleh Diberikan
Golongan Bahan Makanan
Makanan yang Boleh Diberikan
Makanan yang Tidak Boleh Diberikan
Sumber hidrat arang
Beras,  bulgur, singkong, talas, kentang, makaroni, mi, bihun, roti, tepung-tepungan, biskuit, gula.
Dodol dan kue lain yang terlalu manis dan gurih, keripik singkong, keripik kentang, coklat, permen.
Sumber
protein
hewani
Daging sapi kurus, ikan, ayam, bebek, telur dan susu dalam jumlah terbatas.
Semua daging berlemak seperti babi, domba, kornet, ham, susis; kuning telur, udang, jeroan, jantung, otak, ginjal, susu penuh, keju, es krim.
Sumber
protein
nabati
Kacang –kacangan dan hasilnya seperti : tahu, tempe, oncom, kacang-kacangan kering maksimum 25 gram sehari.

Sayuran
Semua sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti : bayam, buncis, kacang panjang, bit, labu siam, wortel, tomat, dsb.
Sayuran yang menimbulkan gas seperti : kol, sawi, lobak.
Buah-buahan
Semua buah; nangka, durian dan advokat hanya dibolehkan dalam jumlah terbatas.

Lemak
Minyak, margarin  dan mentega sedapat mungkin tidak digunakan untuk menggoreng; kelapa, santan encer dalam jumlah terbatas. Jika kolesterol dan lipida darah tinggi maka  yang digunakan adalah semua minyak tumbuhan kecuali minyak kelapa seperti :  minyak wijen, minyak jagung, biji bunga matahari, kacang tanah.
Goreng-gorengan dan santan kental.
Bumbu-bumbu
Garam, gula, vetsin, bawang dalam jumlah terbatas; jahe, kunyit, kunci, laos, salam, sereh, terasi dll.
Lombok, merica, cuka dan bumbu lain yang merangsang.
Minuman
Teh  encer,  sirup, coklat; susu dalam jumlah terbatas.
Minuman yang mengandung alkohol dan soda, kopi, teh kental.
K. Gizi Olahraga
Gizi olahraga bukan hanya penting bagi olahragawan saja, tetapi juga bagi para penyandang penyakit degeneratif dan metabolik yang dianjurkan dokter untuk melakukan olahraga kesehatan di samping bagi orang-orang yang memang ingin berolahraga untuk menjaga kebugaran serta ketahanan tubuhnya (physical fitness and endurance). Karena itu, pngetahuan tentang gizi olahraga perlu diketahui oleh seorang ahli gizi di Rumah Sakit, khususnya dalam program promotif dan preventif yang dilaksanakan misalnya pada perkumpulan diabetes dan dislipidemia. Di sini akan dijelaskan beberapa pedoman bagaimana olahraga kesehatan dapat dilaksanakan tanpa mengganggu kesehatan dan status gizi seseorang.
Olahraga yang baik bagi seorang lansia atau penyandang penyakit degeneratif/metabolik adalah olahraga aerobik yang dapat meningkatkan ketahanan tubuh (physical endurance) dan daya pernafasan. Berbeda dengan olahraga beban (seperti gulat, angkat besi, lari sprint, dll) yang lebih menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi, jenis olahraga bagi lansia seperti renang perlahan-lahan, senam pernafasan, jogging, dan bersepeda perlahan-lahan akan membakar lemak untuk menghasilkan tenaga. Kenyataan ini menjelaskan mengapa olahragawan beban atau prestasi seperti sumo atau gulat umumnya memiliki tubuh yang besar sementara atlet dalam cabang olahraga yang gerakannya perlahan-lahan tetapi terus menerus seperti lari marathon atau senam mempunyai tubuh yang kecil atau ramping namun dengan ketahanan fisik yang besar. Karena olahraga aerobik lebih memakai lemak sebagai sumber energinya, olahraga ini sangat baik bagi para penyandang obesitas atau diabetes dan dislipidemia yang cenderung mengalami penumpukan lemak dalam jaringan tubuh atau darahnya.
Nutrisi yang baik bersama latihan yang teratur, kemampuan alamia, keterampilan, dan motivasi merupakan faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi penampilan. Tidak ada makanan ajaib seperti suplemen khusus atau minuman penambah tenaga yang bisa membuat seseorang menjadi maha bintang dalam olahraga. Minuman penambah tenaga yang mengandung kafein harus dihindari jika kita menderita sakit jantung dan gangguan lambung.
Prinsip Nutrisi
  • Makanlah secara teratur dan jangan melupakan jam makan anda.
  • Tinggalkan makanan/minuman yang diiklankan secara berlebihan sebagai suplemen penguat; olahragawan juga harus menghindari jenis-jenis makanan yang tidak bergizi (junk food) dan kepercayaan yang keliru akan khasiat/kejelekan suatu makanan (food faddism).
  • Pilihlah karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, roti, sereal, mie, dll.
  • Makan dalam jumlah cukup untuk mempertahankan berat badan; hindari perubahan berat badan yang drastis.
Makan Sebelum Berolahraga.
  • Hindari makanan berlebihan sebelum berolahraga.
  • Makan karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, roti, sereal, mie, dll. 3-4 jam sebelum berolahraga.
  • Minum air  sebelum dan selama berolaharaga.
Makan pada Olahraga Sepanjang Hari
Semua olahraga yang memakan waktu lama seperti berenang, lari, tennis, dan senam memerlukan banyak tenaga dan pasokan nutrien yang terus menerus. Pedoman berikut ini membuat daftar kapan dan apa yang harus dimakan dalam saat-saat sebelum dan selama olahraga.
Satu jam atau kurang sebelum olahraga :
  • Sari buah dan sayuran seperti jeruk, jambu, tomat, dll
  • Buah segar seperti apel, semangka, peach, anggur atau jeruk
  • Minuman isotonis seperti oralit dan sport drink lainnya dapat pula diminum pada saat olahraga.
Dua atau tiga jam sebelum berolahraga :
  • Sari buah dan buah segar dan/atau
  • Roti atau kue-kue dengan jumlah mentega atau keju yang terbatas
  • semangkuk sereal dengan susu rendah lemak.
Empat jam atau lebih sebelum berolahraga :
  • Roti sandwich atau hamburger dengan dua potong daging yang tidak berlemak.
  • Buah segar (rujak) dan sayuran segar (salad, gado-gado)
  • Makanan padat dimakan 2-3 jam sebelum berolahraga, minuman dapat diminum satu jam atau kurang sebelum berolahraga dan minuman yang isotonis, seperti oralit, gatorade, dan minuman olahraga lainnya dapat diminum pada saat berolahraga.
Mengendalikan Berat Badan
  • Minum dan makan menurut kebutuhan (diet yang baik dan seimbang berdasarkan pedoman empat sehat lima sempurna).
  • Diet ketat tanpa menurunkan simpanan energi.
  • Pengurangan konsumsi cairan untuk menurunkan berat badan dapat menimbulkan dehidrasi yang berat dan penampilan yang buruk.
Kebutuhan Energi
Perlu pula diingat bahwa semakin cepat suatu olahraga dilakukan dan semakin besar berat badan seseorang, maka semakin tinggi pula kebutuhan kalori bagi kegiatan atau olahraga yang sama.
Kebutuhan Cairan
Cairan merupakan nutrien yang paling perlu diperhatikan oleh seorang olahragawan karena akan mengganti cairan tubuh yang hilang lewat pengeluaran keringat. Minuman yang baik sebagai sumber cairan adalah larutan yang mengandung elektrolit dan dekstrosa dengan jumlah seimbang seperti larutan oralit serta minuman olahraga (sport drinks) seperti gatorade®. Minuman semacam ini besifat isotonis sehingga menghindari terjadinya gejala kembung yang mungkin dialami seorang atlet jika meminum air putih dalam jumlah banyak sekaligus.
Kekurangan cairan pada waktu olahraga dapat menimbulkan dehidrasi, heat stroke, kerusakan organ dan bahkan kematian. Sebaiknya seorang atlet minum 1 sampai 2 gelas (200-500 ml) 5 hingga 15 menit sebelum berolahraga atau bertanding, dan kemudian sekitar 100 ml lagi setiap 15-20 menit jika melakukan olahraga yang berat.
Kebutuhan Vitamin/Mineral
Orang yang sehat sebenarnya tidak memerlukan suplementasi vitamin dan/atau mineral jika makanannya bergizi baik dan seimbang. Namun, seorang atlet yang sangat aktif mungkin memerlukan kebutuhan kalori yang tinggi sehingga dibutuhkan suplemen vitamin dan mineral yang mungkin diperlukan :
  • Vitamin C dengan dosis optimal dapat meningkatkan ketahanan fisik.
  • Kebutuhan kalsium pada seorang atlet bukan hanya bagi pertumbuhan tubuhnya saja tetapi juga untuk mempertahankan integritas tulangnya selama melakukan latihan yang berat (khususnya, high-impact exercises). Untuk itu, seorang atlet dapat mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium seperti susu atau tablet suplemen kalsium untuk mendapatkan 1000 mg kalsium per hari (preparat kombinasi vitamin C dan kalsium yang tersedia di pasaran anatara lain Calcium D Redoxon/CDR®).
  • Seorang atlet tidak boleh menderita anemia yang bisa mengganggu kinerja jasmaninya. Pertumbuhan otot yang cepat pada atlet dengan olahraga beban akan memerlukan zat besia yang tinggi sehingga diperlukan suplemen zat besi, asam folat dan vitamin C di samping tentu saja asam amino esensial.
  • Kehilangan natrium lewat keringat bisa saja  terjadi pada seorang atlet kendati kemungkinan kehilangan tersebut akan berkurang jika ketahanan fisik seseorang meningkat. Namun, kehilangan natrium ini dapat digantikan dengan kandungan natrium dalam diet yang normal.
L.  Hipertensi
Jenis  Diet : Diet Rendah Garam (DRG)
Tujuan Diet
Membantu menghilangkan retensi garam/air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi.
Prinsip Diet
Prinsip diet yang berhubungan dengan pencegahan hipertensi mencakup:
  • Upaya mempertahankan berat badan yang ideal/normal menurut tinggi badan.
  • Rasio pinggang-panggul (pi-pa)< 1,0 untuk laki-laki, < 0,8 untuk wanita.
  • Asupan kalsium per hari menurut RDA : 800 mg/hari untuk laki-laki dan 1000 mg/hari untuk wanita (lihat catatan 1” di bawah).
  • Asupan kalium yang memadai.
  • Pengurangan konsumsi natrium.
  • Olaharaga aerobik secara teratur.
Catatan:
1.      Riset klinik mendukung peranan asupan kalsium yang memadai untuk meningkatkan pengendalian tekanan darah. Keefektifan pemberian suplemen kalsium masih menjadi masalah yang kontroversial dan tampaknya hanya sejumlah kecil pasien yang “responsif terhadap pemberiaan kalsium.” Upaya mempertahankan asupan kalsium pada takaran yang sama dengan RDA 9800 mg/hari) merupakan tindakan bijaksana.
2.      Asupan kalium yang memadai sangat penting untuk mempertahankan tekanan darah yang rendah. Masalah ini menjadi penting khususnya jika pasien mendapatkan terapi diuretik yang meningkatkan ekskresi kalium. Pasien harus dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan kandungan kalium yang memadai sehingga kadar serum kalium yang normal dapat dipertahankan.
3.      Pembatasan natrium akan memberikan efek yang menguntungkan dalam meningkatkan efektivitas terapi antihipertensi. Namun, efek tersebut mungkin hanya sedikit, kecuali pada 20-50% pasien yang sensitif garam (secara genetik, penyakit hipertensi pasien-pasien ini disebabkan oleh garam). Sebagian pasien akan memperlihatkan sensitivitas terhadap garam, sementara sebagian lainnya tidak. Para klinikus sepakat bahwa asupan garam yang moderat (2-4 gram/hari) dapat dianjurkan.
Makanan yang Boleh Diberikan dan Tidak Boleh Diberikan
Golongan Bahan Makanan
Makanan yang Boleh Diberikan
Makanan yang Tidak Boleh Diberikan
Sumber hidrat arang
Beras, bulgur, kentang, singkong, terigu, tapioka, hunkwee, gula, makanan yang diolah bahan makanan tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti : makaroni, mi, bihun, roti, biskuit, kue kering, dsb.
Roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak dengan garan dapur dan atau soda kue.
Sumber
protein
hewani
Daging dan ikan maksimum 100 gr sehari; telur maksimum 1 btr sehari; susu maksimum 200 gr sehari.
Otak, ginjal, lidah, sardin, keju, daging, ikan dan telur yang diawet dengan garam dapur seperti : daging asap, bacon, abon, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, tekur asin,dsb.
Sumber
protein
nabati
Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam.
Keju kacang tanah dan kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur  dan lain ikatan natrium.
Sayuran
Semua sayuran segar.
Sayuran yang diawet dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, acar dsb.
Buah-buahan
Semua buah-buahan segar.
Buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium.
Lemak
Minyak, margarin tanpa garam, mentega tanpa garam.
Margarin dan mentega biasa.
Bumbu-bumbu
Semua bumbu-bumbu yang segar dan kering yang tidak mengandung garam dapur dan ikatan lain natrium.
Garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur seperti kecap, terasi, maggi, tomato ketchup, petis, tauco.
Minuman
Teh, kopi, minuman botol ringan.
Coklat.
M.  Kanker
Jenis Diet : TKTP
Penyakit kanker merupakan penyakit keganasan yang timbul ketika sel tubuh yang normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian tumbuh cepat dan tidak mempedulikan lagi tugasnya sebagai sel normal. Ada banyak teori tentang terjadinya penyakit kanker ini. Salah satu di antara adalah teori radikal bebas, di mana oksidasi sel yang berlebihan sebagai akibat dari polusi (asap rokok, gas buangan pabrik/kendaraan) atau penggunaan zat kimia (misalnya, bahan aditif makanan) dapat menyebabkan mutasi tersebut kendati dalam tubuh juga terdapat enzim-enzim pencegah superoksidasi seperti peroksidase serta katalase, dan makanan/diet yang baik akan memberikan pula vitamin mineral antioksidan seperti beta karoten, vitamin E, C serta selenium.
Beberapa tipe kanker diperkirakan dapat dicegah oleh unsur-unsur tertentu dalam makanan nabati. Sebagai contoh, soluble dietary fiber yang menurut hasil penelitian Burkitt bisa mencegah kanker usus besar karena dapat mengikat baik bahan karsinogenik dari makanan-misalnya, nitrosamin yang terbentuk dalam pembakaran daging (daging yang hangus pada sate) atau dalam pemanasan minyak yang berkali-kali dengan suhu (minyak jelantah)-maupun bile acid yang berlebihan. Contoh lain, fitoestrogen dalam kedelai yang dikatakan bisa mencegah jenis kanker tertentu pada wanita yang menopause.
Tujuan Diet
Memberikan makanan yang secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat badan hingga mencapai normal.
Prinsip Diet
Dalam pencegahan penyakit kanker, beberapa aspek gizi/diet perlu diperhatikan seperti:
  • Pembatasan konsumsi daging merah hingga < 3 kali/minggu. Sebagai gantinya, kita dapat mengkonsumsi daging putih seperti ikan, ayam kampung atau daging sapi yang kurus (daging di bagian tungkai).
  • Penggunaan cara memasak yang tidak memakai banyak minyak/lemak, seperti merebus, menanak, menumis, dan memepes (memanggang dengan daun pisang).
  • Peningkatan konsumsi sayuran dan buah hingga 5 kali/hari. Makan sayuran yang kalorinya rendah tetapi banyak mengandung serat seperti lalapan ketimun, tomat, kecambah, dan kubis sangat dianjurkan. Sayuran yang mengandung antioksidan alami (seperti wortel yang mengandung beta karoten serta brokoli yang mengandung sulforafan) dapat dikonsumsi lebih sering dan kalau perlu dibuat juice (misalnya, minuman sari wortel) atau dibuat masakan seperti capcai.
  • Peningkatan asupan serat makanan/dietary fiber 25-35 gm/hari. Makanan yang banyak mengandung sereal utuh (jagung, havermout, kacang hijau) dan roti bekatul sangat membantu kita untuk mecapai jumlah asupan serat tersebut. Demikian pula, beberapa jenis makanan/minuman, seperti agar-agar, kolang-kaling, cincau, selasih dan rumput laut dapat menambah asupan serat.
  • Label makanan kemasan perlu diperhatikan untuk memperkirakan kandungan lemaknya.
  • Penggunaan jenis-jenis makanan/minuman, seperti bawang putih, bawang merah, teh hijau, susu kedelai, beras kencur, kunir asem, dll. dapat dilakukan untuk mendapatkan kandungan bahan fitokimia yang berkhasiat.
Preskripsi Diet
  • Makan 5-6 kali per hari dengan porsi yang kecil.
  • Untuk merangsang selera makan yang menurun pada penderita kanker, coba minum sari buah yang menyegarkan seperti sari jeruk atau jambu sebelum makan. Penyajian makanan/minuman yang menarik dapat menggugah selera makan.
  • Makan bersama keluarga dan teman. Perhatikan suasana dan lingkungan yang bisa mempengaruhi selera makan.
  • Untuk mengurangi rasa mual, coba makanan kering seperti roti bakar tanpa mentega.
  • Makanan dingin dapat mengurangi aroma yang menurunkan selera makan.
  • Untuk mengurangi rasa mual dan penuh, jangan minum banyak cairan dalam waktu 1 jam sesudah makan.
  • Minum suplemen gizi yang padat kalori (peptisol, ensure, sustacal) 1-2 kali/hari. Untuk menghindari kebosanan, suplemen yang berbentuk susu ini dapat dijadikan makanan camilan seperti puding susu, milkshake, dll.
  • Minum cairan sedikit-sedikit tetapi sering hingga mencapai jumlah dua liter per hari. Cairan bisa berupa sari buah, air kacang hijau, yogurt, kuah sup/kuah ayam tim, es campur dll.
  • Minum suplemen multivitamin/mineral untuk memenuhi 100% RDA setiap hari.
  • Penderita kanker payudara harus mengkonsumsi diet tinggi protein mudah lemak selama menjalani terapi.
  • Periksa berat badan secara teratur seminggu sekali. Jika terjadi penurunan berat hingga ½ – 1 kg/minggu, beritahukan dokter atau ahli gizi anda.
  • Lakukan olahraga sebelum makan untuk mempertahankan selera makan yang baik.
Bahan Makanan yang Baik Diberikan
  • Sumber protein hewani : ayam, daging, hati, ikan, telur, susu, keju.
  • Sumber protein nabati  : kacang-kacangan dan hasilnya : tahu, tempe, oncom.
Bahan Makanan yang Dihindari
Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan seperti : gula-gula, dodol, cake, tarcis dan sebagainya.
N.  Obesitas
Jenis Diet : Rendah Kalori Gizi Seimbang
Obesitas atau “kegemukan” harus dibedakan dengan keadaan kelebihan berat (overweight) yang sering dijumpai di antara para atlet olaharaga beban atau pada orang-oran tertentu dengan kerangka tubuh yang besar. Obesistas yang morbid akan disertai dengan peningkatan prevalensi berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit arteri koronaria, diabetes, hipertensi, stroke dan jenis-jenis kanker tertentu. Dalam menentukan resiko untuk kelainan/penyakit  yang berhubungan dengan obesitas, distribusi lemak lebih penting daripada jumlah total lemak dalam tubuh.
Tujuan Diet
Memberikan diet yang secara nutrisi memadai dan menentukan  asupan kalori/pemakaian energi pada tingkat yang akan menggalakkan penurunan berat badan secara bertahap sebesar 2-3 kg/bulan.
Etiologi obesitas sesungguhnya dapat dibagi dua, yaitu (1) Penyebab internal yang bisa merupakan permasalahan metabolisme (hormonal) atau pencernaan (enzimatik), dan (2) Permasalahan eksternal yang berupa ketidakseimbangan antara diet dan exercise sebagai akibat dari perubahan gaya hidup serta modernisasi, termasuk berbagai problem psikologis dan aktualisasi diri. Karena sebagian besar obesitas disebabkan oleh permasalahan eksternal, maka terapinya memerlukan perbaikan pada ketidakseimbangan di atas. Ada lima hal yang perlu diperhatiakan sebelum terapi obesitas dilakukan , yaitu (1) Motivasi yang kuat dari pasien itu sendiri untuk mengatasi permasalahan obesitasnya, (2) Dukungan dari keluarga atau orang yang dicintainya, (3) Informasi yang benar tentang diet dan exercise, (4) Diet rendah kalori gizi seimbang, dan (5) Olahraga aerobik menurut kondisi pasien dan penyakitnya.
Dalam melaksanakan diet rendah kalori, pengeluaran energi harus lebih tinggi daripada asupan agar berat badan dapat menurun. Salah satu cara untuk menentukan preskripsi energi adalah dengan menghitung kebutuhan energi setiap hari (menurut persamaan Harris-Benedict) dan kemudian menguranginya sebanyak 500-700 kalori. Dalam menerapkan diet rendah kalori, kita harus ingat bahwa penurunan jumlah kalori dalam makanan tidak selalu identik dengan pengurangan jumlah makanan tetapi lebih banyak berhubungan dengan manipulasi jenis-jenis makanannya, sementara proporsi nutrien penting lainnya seperti protein, lemak esensial, vitamin, mineral, dan air harus tetap seimbang (sesuai dengan kebutuhan pasien).
Diet rendah kalori yang ketat mungkin sulit diikuti di samping tidak begitu berhasil dalam menimbulkan perubahan berat badan yang permanen. Perubahan gaya hidup serta mengubah komposisi lemak dalam makanan dan meningkatkan aktivitas sehari-hari memperlihatkan kemungkinan yang lebih besar bagi pasien untuk dapat mengubah simpanan lemak tubuhnya secara permanen. Keberhasilan ini juga tergantung pada dukungan seluruh keluarga dan bukan hanya pada target yang harus dicapai pasien dalam mengubah gaya hidupnya.
Macam Diit
1.      Diit Rendah Kalori I   :           1200 Kalori
2.      Diit Rendah Kalori II  :          1500 Kalori
3.      Diit Rendah Kalori III :          1700 Kalori
Pembagian Makanan Sehari
Waktu
Bahan Makanan
Diit Rendah Kalori I
Diit Rendah Kalori II
Diit Rendah Kalori III
Berat (gr)
URT
Berat (gr)
URT
Berat (gr)
URT
Pagi
Beras
-
-
30
½ gls nasi
35
½ gls nasi
Pkl.07.30
Telur
50
1 btr
50
1 btr
50
1 btr

Sayuran
100
1 gls
100
1 gls
100
1 gls

Gula pasir
-
-
10
1 sdm
10
1 sdm
Pkl 10.00
Buah
100
1 ptg sdg
100
1 ptg sdg
100
1 ptg sdg
Siang
Beras
35
½ gls nasi
35
½ gls nasi
55
¾ gls nasi

Lauk hewani
50
1 ptg sdg
100
2 ptg sdg
100
2 ptg sdg

Lauk nabati
50
2 ptg sdg
50
2 ptg sdg
50
2 ptg sdg

Sayuran
150
1 ½ gls
150
1 ½ gls
150
1 ½ gls

Buah
100
1 ptg sdg
100
1 ptg sdg
100
1 ptg sdg

Minyak
5
½ sdm
10
1 sdm
10
1sdm
Pkl.16.00
Buah
100
1 ptg sdg
100
1 ptg sdg
100
1 ptg sdg

Gula pasir
-
-
-
-
5
½ sdm
Sore
Beras
35
½ gls nasi
35
½ glas nasi
55
¾ gls nasi

Lauk hewani
50
1 ptg sdg
50
1 ptg sdg
50
1 ptg sdg

Lauk nabati
50
2 ptg sdg
50
2 ptg sdg
50
2 ptg sdg

Sayuran
150
1 ½ gls
150
1 ½ gls
150
1 ½ gls

Buah
100
1 ptg sdg
100
1 ptg sdg
100
1 ptg sdg

Minyak
5
½ sdm
5
½ sdm
5
½ sdm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar